peran arsitektur dalam penataan pembangunan kota berwawasan lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.
Peran Arsitektur dalam Penataan Pembangunan Kota perkembangan suatu kota tidak terlepas dari peran arsitektur dan aturan pendukung yang berlaku dalam suatu kota. Penataan sebuah kota dapat dikatakan gagal apabila antara tata ruang kota dan arsitekturnya tidak sehaluan, berjalan sendiri-sendiri, memiliki interpretasi yang berbeda, serta tata ruang itu sendiri gagal menangkap aspirasi dari masyarakat, terkait bagaimana seharusnya sebuah kota dibangun.
Tujuan pembangunan berwawasan lingkungan adalah agar masyarakat yang memanfaatkan sumber daya alam tidak merusak lingkungan. Untuk itu dalam pengelolaan sumber daya alam perlu memerhatikan keadaan lingkungan agar ekosistem lingkungan tidak terganggu. Sumber daya alam merupakan penopang kehidupan penduduk yang perlu dijaga kelestariannya, karena kebutuhan pemenuhan tersebut akan terus berlanjut.
Arsitektur memiliki peran kunci dalam membentuk dan mengarahkan pembangunan kota menuju model yang lebih berwawasan lingkungan. Dengan meningkatnya urbanisasi dan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan, peran arsitektur menjadi semakin penting dalam menciptakan lingkungan perkotaan yang ramah lingkungan. Berikut adalah beberapa aspek peran arsitektur dalam penataan pembangunan kota berwawasan lingkungan:
1. Desain Berkelanjutan: Arsitek memiliki tanggung jawab untuk merancang bangunan dan infrastruktur kota dengan memperhatikan efisiensi energi, penggunaan bahan ramah lingkungan, dan integrasi teknologi hijau. Desain berkelanjutan mencakup pemanfaatan energi terbarukan, desain bangunan yang dapat mengoptimalkan pencahayaan alami, dan penggunaan material daur ulang.
2. Pertimbangan Tata Ruang Hijau: Penyusunan tata ruang yang baik memerlukan perhatian terhadap pelestarian ruang terbuka hijau di dalam kota. Arsitek dapat merancang taman kota, jalur hijau, dan ruang terbuka lainnya untuk menciptakan keseimbangan antara lingkungan binaan dan ruang alam, memperbaiki kualitas udara, dan memberikan tempat rekreasi bagi warga kota.
3. Efisiensi Penggunaan Lahan: Arsitektur berperan dalam merancang bangunan yang dapat memanfaatkan lahan dengan efisien. Konsep seperti bangunan bertingkat, penggunaan ruang bawah tanah, dan desain vertikal membantu mengurangi tekanan terhadap lahan yang semakin terbatas.
4. Transportasi Berkelanjutan: Perencanaan dan desain arsitektur juga harus mempertimbangkan sistem transportasi berkelanjutan. Pengembangan pusat kota yang berbasis pejalan kaki, jalur sepeda, dan aksesibilitas yang baik terhadap transportasi umum dapat mengurangi kebutuhan akan kendaraan pribadi dan emisi karbon.
5. Pemanfaatan Teknologi Cerdas: Integrasi teknologi cerdas dalam desain arsitektur dapat meningkatkan efisiensi energi dan pengelolaan sumber daya. Sistem pintar untuk pengaturan pencahayaan, pengaturan suhu, dan manajemen limbah dapat membantu menciptakan kota yang lebih efisien dan berkelanjutan.
6. Adaptasi terhadap Perubahan Iklim: Arsitek juga perlu mempertimbangkan perubahan iklim dalam perancangan kota. Desain yang dapat menanggapi perubahan cuaca ekstrem, meminimalkan risiko banjir, dan mempromosikan penyerapan air hujan adalah bagian integral dari arsitektur berwawasan lingkungan.
baca juga : mengenal leih dekat tentang manajement konstruksi
baca juga : manajement konstruksi menurut para ahli
7. Penggunaan Material Berkelanjutan: Pemilihan material konstruksi yang ramah lingkungan adalah langkah penting. Arsitek dapat memilih material daur ulang, material lokal untuk mengurangi jejak karbon transportasi, dan material yang dapat didaur ulang setelah masa pakainya.
8. Keterlibatan Masyarakat: Arsitek dapat melibatkan masyarakat dalam proses perancangan dan pembangunan. Melibatkan penduduk setempat membantu menciptakan lingkungan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai komunitas, dan memastikan adopsi lebih baik terhadap perubahan berwawasan lingkungan.
Dengan demikian, arsitektur bukan hanya tentang menciptakan struktur fisik, tetapi juga tentang merancang lingkungan yang berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan menjaga keseimbangan dengan alam. Peran arsitektur yang berwawasan lingkungan tidak hanya menciptakan kota yang indah secara visual, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap ekosistem dan keberlanjutan kota untuk generasi mendatang
baca juga : arsitektur proses renovasi pembangunan gedung
baca juga : mengenal apa itu konses builiding information modeling
Komentar
Posting Komentar