apa saja tentang 6 kriteria green building

 Green building, atau bangunan hijau, adalah konsep pembangunan yang bertujuan untuk menciptakan bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Konsep ini telah diterapkan di beberapa negara sebagai langkah untuk mencegah pemanasan global. Di Indonesia, penerapan konsep bangunan yang ramah lingkungan baru saja mulai digalakkan.



Green building mencakup berbagai aspek, mulai dari pemilihan material yang ramah lingkungan hingga penggunaan sumber daya yang efisien. Bangunan hijau juga memperhatikan efisiensi energi, pengelolaan air yang baik, serta kualitas udara dalam ruangan yang sehat. Selain itu, green building juga berfokus pada kenyamanan penghuni dan pengurangan limbah lingkungan. Penerapan konsep green building di Indonesia dinilai oleh Green Building Council Indonesia (GBCI), sebuah organisasi independen non-pemerintah yang berkomitmen untuk mengedukasi dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang ramah terhadap lingkungan.

Penerapan Green Building di Indonesia Penerapan konsep green building di Indonesia telah mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Beberapa bangunan di Indonesia telah mendapatkan sertifikasi green building dari GBCI, seperti Sequis Center yang berhasil menghemat pemakaian listrik dan air. Penerapan konsep green building juga telah diatur dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, seperti Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2010 tentang Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan.

Manfaat Bangunan Hijau

Penerapan konsep bangunan hijau memberikan berbagai manfaat, baik dari segi lingkungan, ekonomi, maupun sosial:

  1. Lingkungan: Bangunan hijau membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi penggunaan sumber daya alam, dan menjaga keanekaragaman hayati melalui praktik-praktik yang lebih ramah lingkungan.
  2. Ekonomi: Meskipun biaya awal pembangunan bangunan hijau bisa lebih tinggi, namun biaya operasional jangka panjangnya lebih rendah berkat efisiensi energi dan air. Ini juga dapat meningkatkan nilai properti dan daya tarik bagi penyewa.
  3. Sosial: Bangunan hijau menyediakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman bagi penghuninya, yang dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan.

Bangunan hijau atau green building adalah konsep konstruksi dan pengelolaan bangunan yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam praktiknya, bangunan hijau menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan yang mencakup penggunaan sumber daya yang efisien, minimisasi limbah, serta penciptaan lingkungan hidup yang sehat bagi penghuninya. Berikut ini adalah enam kriteria utama yang harus dipenuhi untuk dapat dikategorikan sebagai bangunan hijau:

1. Efisiensi Energi

Efisiensi energi adalah salah satu kriteria utama dalam bangunan hijau. Bangunan harus dirancang untuk meminimalkan konsumsi energi melalui berbagai cara. Ini bisa meliputi penggunaan teknologi seperti panel surya, sistem pencahayaan LED, dan peralatan hemat energi. Selain itu, desain bangunan yang memaksimalkan pencahayaan alami dan ventilasi juga berperan penting dalam mengurangi kebutuhan energi buatan. Penggunaan isolasi yang baik pada dinding dan atap juga dapat menjaga suhu dalam ruangan sehingga mengurangi penggunaan pemanas atau pendingin ruangan.

2. Pengelolaan Air

Pengelolaan air yang efisien merupakan kriteria penting lainnya. Bangunan hijau harus mampu mengurangi penggunaan air serta memaksimalkan pemanfaatan air hujan dan air daur ulang. Sistem pengelolaan air yang baik termasuk instalasi keran dan toilet hemat air, sistem pengumpulan air hujan, serta pengolahan air limbah untuk digunakan kembali, misalnya untuk irigasi atau keperluan non-potable lainnya.

baca juga: menangani proyek jembatan gantung

baca juga: konsultan slf

3. Bahan Bangunan Ramah Lingkungan

Pemilihan bahan bangunan juga sangat krusial dalam konsep green building. Bahan yang digunakan sebaiknya memiliki jejak karbon rendah dan berasal dari sumber yang berkelanjutan. Contohnya, menggunakan kayu dari hutan yang dikelola secara lestari, material daur ulang, atau bahan bangunan yang tidak beracun dan dapat didaur ulang. Selain itu, proses produksi dan pengiriman bahan bangunan tersebut juga harus mempertimbangkan aspek lingkungan untuk meminimalkan emisi karbon.

baca juga: penjelasan lengkap tentang sertifikat laik fungsi

baca juga: jasa pembuatan slf



4. Kualitas Lingkungan Dalam Ruangan

Kualitas lingkungan dalam ruangan atau Indoor Environmental Quality (IEQ) adalah faktor yang sangat penting untuk kesehatan dan kenyamanan penghuni. Ini mencakup kualitas udara dalam ruangan, pencahayaan alami, serta akustik yang baik. Bangunan hijau harus memastikan sirkulasi udara yang baik dengan menggunakan sistem ventilasi yang efektif dan filter udara. Selain itu, pemilihan bahan interior yang tidak mengandung senyawa organik volatil (VOC) juga penting untuk mengurangi polusi udara dalam ruangan.

5. Pengelolaan Limbah

Pengelolaan limbah yang efektif adalah bagian tak terpisahkan dari bangunan hijau. Ini mencakup upaya untuk mengurangi, mendaur ulang, dan mengelola limbah dengan cara yang ramah lingkungan. Selama proses konstruksi, bangunan hijau harus meminimalisir limbah konstruksi dan memastikan bahwa bahan-bahan yang bisa didaur ulang tidak terbuang sia-sia. Selain itu, sistem pengelolaan limbah yang baik dalam operasional bangunan juga harus diterapkan, seperti fasilitas pemilahan sampah dan komposting.

baca juga : jasa audit struktur bangunan terbaik


baca juga: yuk mengenal jasa audit struktur bangunan

6. Lokasi dan Transportasi

Lokasi bangunan dan aksesibilitas terhadap transportasi umum juga menjadi salah satu kriteria penting. Bangunan hijau idealnya terletak di area yang mudah dijangkau oleh transportasi umum atau memiliki akses yang baik untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda. Hal ini membantu mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi dan emisi gas rumah kaca. Selain itu, integrasi dengan lingkungan sekitar, seperti ruang terbuka hijau dan fasilitas umum, juga mendukung keberlanjutan sosial dan lingkungan.

baca juga : tranformasi bisnis melalui lensa audit energi

baca juga : evaluasi penerepan teknologi RFID

Kesimpulan

Penerapan keenam kriteria di atas dalam pembangunan dan pengelolaan bangunan hijau tidak hanya membantu dalam pelestarian lingkungan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Dengan memprioritaskan efisiensi energi, pengelolaan air, bahan ramah lingkungan, kualitas lingkungan dalam ruangan, pengelolaan limbah, serta lokasi dan transportasi, bangunan hijau dapat menjadi solusi keberlanjutan jangka panjang yang menguntungkan semua pihak. Adopsi konsep ini diharapkan semakin meluas di masa depan untuk menjawab tantangan perubahan iklim dan kebutuhan akan hunian yang lebih sehat dan efisien.


baca juga : pentingnya komunikasi yg efektif dalam audit struktur banguan

baca juga : arsitektur biomikri menginspirasi desain

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya Kepemimpinan dan Komunikasi yang Efektif dalam Manajemen Proyek

Peran Manajemen Rantai Pasokan dalam Mengurangi Limbah dan Meningkatkan Keberlanjutan Proyek

Peran Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning dalam Manajemen Konstruksi